Minggu, 29 April 2018

KARTU JOKOWI


KARTU POLITIK JOKOWI
 
 

 

      Hampir empat tahun Jokowi berkuasa, akan tetapi masih ada setahun lagi yang tersisa. Tapi politik elektoral sudah menunggu, dan belum jelas siapa yang nantinya akan menjadi pendamping dan belum pasti pula dengan siapa akan bersaing. Masih ada beberapa bulan untuk berhitung, sebelum semuanya secara resmi untuk bertarung. Hubungan Jokowi dengan Prabowo Subianto sempat mesra terlihat dari mereka pernah naik kuda dan minum teh bareng. Tapi nampaknya kemesraan itu cepat berlalu. Semakin mendekati Pemilu 2019, kemesraan itu semakin dingin. Partai Gerindra telah memberikan mandat kepada Prabowo Subianto untuk maju di Pilpres 2019. Mandat ini sekaligus menjadi penanda kuat Jokowi akan kembali lagi bertarung dengan Prabowo Subianto. Namun, dengan santainya Jokowi menjawab adanya hal tersebut saya merasa biasa-biasa aja dan  merespon isu pesimistis tentang 2030 Indonesia bubar. Dalam pidato di hadapan ribuan relawannya, Jokowi menyampaikan dengan berapi-api, bahwa Indonesia harus punya optimisme. Sejumlah tokoh partai politik mulai mengkampanyekan diri untuk menjadi cawapres pendamping Jokowi. Ada yang masih malu-malu, tapi ada juga yang secara terang-terangan mendeklarasikan diri untuk menjadi cawapres Jokowi. Tokoh-tokoh yang mendapatkan elektabilitas menjadi cawapres berdasarkan sejumlah lembaga survei di antaranya Muhaimin Iskandar alias Cak Imin, M. Romahurmuziy, Gatot Nurmantyo, Agus Harimurti Yudhoyono dan Anies Baswedan. Bagi Presiden Jokowi, tiap tokoh dan partai politik punya hak untuk mendeklarasikan cawapres. “Partai memiliki kemerdekaan apa pun dalam rangka kepentingan politik mereka. Misalnya, ada yang mendeklarasikan cawapres, kan nggak apa-apa,” kata Presiden Jokowi. Presiden Jokowi memperkirakan kampanye negatif akan kembali terjadi pada Pilpres 2019 mendatang. Pada Pilpres 2014 lalu, Jokowi diserang kampanye negatif sebagai PKI, anti Islam dan antek asing. Dan baru-baru ini, Presiden Jokowi disandingkan dengan antek asing. Hal ini terkait dengan pengesahan Peraturan Presiden No. 20 tahun 2018 tentang Tenaga Kerja Asing yang dianggap sebagai pintu masuk tenaga kerja dari luar negeri. Tapi menurut Presiden Jokowi keberadaan TKA merupakan suatu hal yang wajar di tengah globalisasi, meskipun ia tidak menampik terjadi peningkatan TKA di Indonesia dalam kurun waktu 1 tahun terakhir. “Tenaga kerja kita yang ada di Cina, informasi yang saya terima ada 80 ribu. Juga tak ada masalah. Saya kira ini sebuah kepentingan ekonomi yang mau tidak mau, semua negara menerima seperti itu,” kata Presiden Jokowi. Dan Untuk pertama kali Presiden Jokowi menjelaskan posisi dirinya dalam kaitan dengan tudingan anti-Islam. Dalam Mata Najwa, Presiden Jokowi menjelaskan hubungannya dengan ulama-ulama. Sorotan lain, Presiden Jokowi yang banyak tampil dengan gaya anak muda: berjaket jeans, motor gaul sampai olahraga tinju. Penampilan ini menimbulkan banyak spekulasi tentang pesan politik yang ingin disampaikan Presiden Jokowi. Apalagi kemunculan “gaya baru” Presiden Jokowi ini mendekati dengan Pilpres 2019. Tapi menurut Jokowi, “gaya baru” tersebut sebagai penyegaran di tengah kesibukannya menjalani aktivitas sebagai presiden. Jokowi tidak memperulikannya dan terserah mau dibaca seperti apa. Dan sejak kampanye di Pilpres 2014 lalu, Presiden Jokowi selalu mengumbar janji Nawa Cita. Terdapat 9 program yang ingin diwujudkan Presiden Jokowi, di antaranya membuat pemerintah tidak absen dengan membangun tata kel
ola, pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis dan terpercaya. Tapi Presiden Jokowi mengakui janji Nawa Cita itu tidak semuanya langsung bisa terwujud. Program Jokowi yang belum terwujud antara lainnya tentang penegakkan hukum. Presiden Jokowi pernah memberikan ultimatum kepada Kapolri Tito Karnavian untuk menuntaskan kasus penyerangan terhadap Penyidik KPK, Novel Baswedan. Sudah lebih dari 1 tahun, kasus penyiraman air keras ke wajah Novel Baswedan belum juga menemukan titik terang. Presiden Jokowi mengaku belum menanyakan tenggat waktunya kepada Kapolri Tito Karnavian. Dia mengaku akan segera menghubungi Tito setelah wawancara dengan ini. Polri masih sanggup untuk menuntaskan kasus Novel Baswedan. Hanya memang ini harus diberi batasan waktu. Ini yang belum saya tanyakan, sampai kapan? Nanti akan saya sampaikan ke Kapolri,” kata Presiden Jokowi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar