Rabu, 30 Mei 2018

REPUBLIK DIGITAL



Republik  Digital
Acara Mata Najwa pada Minggu kemarin (20/5/2018), yang membahas tentang era digital, yang dihadiri oleh anak presiden republik indonesia yaitu Gibran Rakabuming Raka, Nadiem Makarim pendiri Gojek, Ganjar Pranowo dan Sudirman Said cagub jateng, Bayu Eko Moektito atau Bayu Skak youtubers.
Sebuah situs internasional allaccess.com merilis bahwa dalam waktu 60 detik tiap hari rata-rata manusia di seluruh dunia bisa membuat puluhan jutaan pesan melalui ponsel. Mulai membuat unggahan hingga 480 ribu status twitter, 174 ribu untuk menggeser gambar di Instagram, mengirim 38 juta pesan whatsapp, 18 juta pesan SMS terkirim, 973 ribu login ke Facebook, 4,3 juta menonton video di YouTube hingga 3,7 juta melakukan pencarian di google dan 3,7 juta mengirim email, serta 1,1 juta pesan mencari pasangan di Tinder. Hal itulah yang terjadi di dunia digital karena hanya dalam waktu 60 detik. Sesuatu yang akan menarik kalau bisa dimanfaatkan dengan kreatif. Cara Bisnis anak Presiden yaitu Gibran Rakabuming yang sudah memiliki banyak bisnis bersama adiknya Kaesang, tidak luput dari bagaimana mereka memasarkan produknya di era digital yaitu dengan menggunakan internet yaitu medsos.Kesuksesan yang diraih oleh anak presiden ini menjadi motivasi ank muda agar lebih kreatif  dan memanfaat medsos dengan baik .
Gojek di tangan Nadiem Makarim pendiri gojek ini tidak menyangka bahwa aplikasi gojek bisa menjadi perusahaan transportasi di era digital ini, perusahaan yang berdiri di tahun 2010 sudah tersebar di 100 kota-kota besar di indonesia dengan jumlah pengemudi sepeda motor dan mobil sebanyak 1 juta orang .Kolaborasi kunci keberhasilan gojek di era digital ini menuntut orang atau lembaga untuk berkolaborasi dan pemikirannya harus kolaboratif. Dunia digital di mata cagub jateng, media sosial bisa digunakan untuk partipasi masyarakat terhadap pembangunan daerah, hal ini bisa di terapkan melalui laporan – laporan dari masyarakat langsung ke kepala daerahnya. Ada yang lapor jalan bolong, pungli dan antrian rumah sakit panjang, itu semua bentuk partisipasi masyarakat untuk kepala daerah memperbaiki, masyrakat pastinya di zaman sekrang mempunyai medsos dengan medsos mereka bisa upload keluhan mereka dengan menandai ke kepala daerah masing – masing. Itu menjadi koreksi agar kepala daerah memperhatikan masyarakatnya.
Bayu Skak seorang youtubers dengan penghasilan yang bisa di bilang seharga satu buah motor dari konten youtubenya.Dengan konten youtube yang menggunakan bahasa jawa, bahasa jawa yang tidak semua orang mengerti dia mengangkat temanya dengan bahasa jawa. Dirinya ingin mengubah mindset orang – orang yang kayak melihat ini bukan bahasa jawa saja, tetapi yang di angkat semua daerah di Republik Indonesia. Jangan membuat youtube karena ingin meraih uang sebanyak banyaknya tapi buatlah konten yang kreatif  dan berbobot yang bisa menginsipirasi orang lain agar lebih maju dan berkembang di era digital ini. Bisnis Digital dan Peluangnya, peluang bagi startup atau usaha rintisan berbasis internet, perlu keberanian untuk memulai startup termasuk menciptakan suatu konsep yang lumayan unik, harus ada yang berbeda. Fasilitator di sini adalah memberikan ruang untuk mempertemukan antara pengusaha yang sedang merintis usaha baru dengan investor.
         Tips Membangun Bisnis Digital yaitu dengan memulai dari hal yang kecil seperti kegagalan, jadi harus berani mencoba dan berani gagal. Dunia bisnis adalah dunia yang keras, gagal di tipu itu sudah biasa karena dengan itu kita di mempunyai pengalaman yang memotivasi kita agar lebih sukses apalagi di era digital seperti sekarang ini. Internet bukan hanya semata-mata medium, internet ialah revolusi berdampak maksimum. Tak sekadar mengubah cara berkomunikasi, bahkan ikut membentuk cara hidup hari ini. Pengetahuan menjadi begitu bebas dan merdeka, nyaris tiada penguasa yang bisa mengontrolnya. Barang siapa yang kelewat terlambat beradaptasi, pasti tergerus zaman digital yang terus berlari. Sekat-sekat lawas dengan segera menjadi usang, hal-hal baru bermekaran tanpa bisa dihentikan. Peluang demi peluang muncul tanpa diduga, kesempatan emas bagi yang rajin berkarya Inovasi menjadi komoditas paling diburu, diperebutkan dari berbagai macam penjuru Yang kreatif niscaya akan melesat, yang jumud bersiaplah jadi karat Mari tinggalkan pikiran-pikiran lama, masa depan milik mereka yang terbuka.

TERORISME



MELAWAN TERORISME


Dalam peristiwa yang terjadi Minggu 13 Mei 2018,  Daniel Agung Putra Kusuma. Remaja yang masih duduk di kursi SMP itu merupakan korban teror bom bunuh diri di Gereja Pantekosta Pusat, Jalan Arjuna, Surabaya. Daniel sempat menghalau mobil yang membawa bom masuk ke dalam gereja. Ia disebut-sebut sebagai pahlawan cilik. Budi, ayah Daniel sempat kebingungan saat mengetahui bom ledakan di Gereja Pantekosta Pusat. "Kami nyari-nyari setelah bom itu. Akhirnya, membawa buku sama KK, jadi saya menuju ke sana. Ada yang korban cocok dengan DNA saya. Saya di sana sampai malam," kata Budi, Ayah Daniel saat dikunjungi di rumahnya. Berdasarkan cerita saksi, menurut Budi, Daniel berusaha menghalangi mobil. "Jadi dia (Daniel-red) yang menghalang-halangi mobil itu," tambah Budi. Daniel juga dikenal sebagai anak yang senang bergaul. "Dia bisa bergaul sama siapa saja," ungkap Sumijah, Nenek Daniel. Tapi kini, Sumijah tak bisa lagi melihat keceriaan cucunya itu. "Daniel jadi pahlawan, menyelamatkan jiwa banyak orang. Kita harus bersyukur. Tuhan selalu baik," tambah Nenek Daniel. Dalam peristiwa ini, selain Daniel setidaknya 7 orang tewas termasuk pelaku bom bunuh diri, Dita Oepriarto. Kalau saja Daniel tak berusaha menghalau kendaraan bom bunuh diri, korban jiwa mungkin akan lebih banyak. Rentetan teror tak hanya di Surabaya, hingga Rabu 16 Mei 2018, serangan dan penangkapan terduga teroris terus terjadi. Terakhir serangan Mapolda Riau. Satu polisi tewas dalam serangan ini dan 4 pelaku penyerangan tewas.Serangan di Jawa Timur tak hanya di 3 gereja (Santa Maria Ngagel, GKI Diponegoro, Pantekosta Pusat). Baru saja menjejakkan kaki di Surabaya, Mata Najwa langsung dihadapkan dengan aksi serangan bom bunuh diri di Mapolrestabes Surabaya. Saat itu juga Mata Najwa langsung menuju lokasi juga mewawancarai polisi yang berupaya menghentikan para pelaku bom yang dilakukan 1 keluarga. "Pendengaran, masih tidak enak," kata Ahmad Muaffan saat ditemui di rumah sakit. Muaffan adalah polisi yang menghentikan sepeda motor yang membawa bom di Polrestabes Surabaya. Muaffan menceritakan sepeda motor meledak sesaat dihentikan. Dalam peristiwa ini 4 pelaku bom bunuh diri tewas di tempat. Seorang anak yang menjadi korban ideologi orangtuanya selamat dan masih dirawat di rumah sakit. Kejadian di Senin pagi ini juga membuat 4 polisi luka. Hadir di meja Mata Najwa, Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian menjelaskan jaringan teror JAD yang bergerak dalam aksi teror ini.
Malam sebelum bom di Polrestabes Surabaya, terjadi ledakan di Rusunawa Wonocolo, Sidoarjo. Ledakan ini diduga berasal dari bom yang sedang dirakit. Polisi juga melumpuhkan terduga teroris, keluarga penghuni Rusunawa karena saat ditemukan masih memegang pemantik bom. Mata Najwa menelusuri Rusunawa ini. Rumah yang dihuni keluarga Anton Ferdiantono ini berantakan. Ledakan juga menghancurkan plafon rumah dan menyisakan bau mesiu. Polisi juga sempat menunjukkan bahan-bahan peledak yang diambil dari lokasi kejadian. Bahan peledak ini berupa bubuk belerang dan sejumlah pipa dan kabel. "Terduga masih hidup. Napas tersenggal saat kita masuk," kata AKP Samirin sambil mengingat kejadian ledakan di Rusunawa Wonocolo, Senin 14 Mei 2018. Saat itu polisi tidak melihat isteri dan anak dari pelaku. "Itu tidak kelihatan," lanjut Samirin Keberadaan orang-orang di dalam ruangan justru didapat dari informasi salah satu anak yang selamat. "Kita tahu di dalam itu dari anaknya. Ada bapak, ibu dan kakak," lanjut Samirin. Sementara itu sekuriti Rusunawa, Nurbani mengatakan pelaku peracik bom dikenal tertutup dengan tetangga. "Orangnya pendiam dan jarang bergaul dan bertegur sapa dengan penghuni lainnya," katanya. Kepolisian melaporkan, ledakan di Rusunawa ini menewaskan pelaku peracik bom Anton Ferdiantono tewas. Selain itu, isteri pelaku Puspita Sari dan 1 anak tewas dalam peristiwa ini. Sementara itu, 3 anak lainnya selamat. Menurut Kapolri Tito Karnavian, bom yang ada di Rusunawa ini merupakan jenis bom yang biasa dipakai kelompok teroris ISIS. "Mereka sekarang gunakan TATT yang dapat didapatkan di mana pun, tapi daya bakarnya high explosive," katanya. Dari rangkaian teror di Surabaya, sorotan utama tertuju pada terduga teroris keluarga Dita Oeprianto. Polisi menyatakan Dita adalah Ketua Jaringan Jamaah Ansharut Daulah (JAD) Jawa Timur. JAD merupakan organisasi yang terafiliasi dengan ISIS. Pengusaha minyak dan herbal ini menjadi otak bom 3 gereja di Minggu pagi, 13 Mei 2018. Ia melibatkan istri dan keempat anaknya, termasuk yang masih di bawah umur menjadi "pengantin" pelaku bom bunuh diri. Mata Najwa mendatangi rumah keluarga Dita di kawasan Wonorejo, yang dikenal sebagai kawasan elit di Surabaya. Menurut tetangganya, Ani Gunawan, anak-anak dari Dita ramah. Sering tersenyum kepada tetangga. "Tapi memang akhir-akhir ini jarang keluar," kata Ani yang rumahnya bersebelahan dengan Dita. Senada diutarakan Yuki Gunawan, Ketua RT setempat. "Seperti warga yang lain. Dia (Dita) sering sholat berjamaah," katanya. Yuki melanjutkan, "Bahkan anaknya yang perempuan dua orang itu sering jogging, lari-lari dan sepedaan di sekitar sini, dengan warga dia enggak introvert, terbuka sekali.” Menurut Kapolri, Tito Karnavian, serangan satu keluarga ini sudah dilakukan di beberapa negara lainnya. Tapi dia mencatat untuk tidak mengaitkan tindakan teroris dengan Islam. "Jangan kaitkan dengan agama apa pun. Islam bukan teroris, teroris bukan Islam," kata Kapolri, Tito Karnavian. Presiden bereaksi keras di tengah rentetan serangan teroris di tanah air. Ia mengultimatum akan mengeluarkan Peraturan Pengganti Undang Undang (Perppu) tentang Penanggulangan Terorisme jika RUU Antiterorisme tak juga disahkan oleh DPR. Saat ini, pembahasan RUU Antiterorisme mandek terkait persoalan definisi terorisme. Pemerintah mengusulkan definisi terorisme adalah segala perbuatan yang dengan sengaja menggunakan kekerasan atau ancaman kekerasan yang menimbulkan suasana teror atau rasa takut secara meluas, menimbulkan korban yang bersifat massal atau mengakibatkan kerusakan serta kehancuran terhadap obyek vital yang strategis, lingkungan hidup, fasilitas public atau fasilitas internasional. Di sisi lain, sejumlah fraksi di DPR meminta definisi itu ditambahkan dengan frasa “tujuan atau motif politik, ideologi dan tindakan mengancam keamanan negara.” Menurut catatan Direktur Eksekutif Lokataru, Haris Azhar persoalan RUU bukan hanya pada persoalan definisi, secara substansi perlu diuji kembali. "Keseimbangan bisa diuji di level pelaksanaan. Memang ada masalah penangkapan dan masa penahanan," katanya. Lebih lanjut, ia meminta RUU Antiterorisme ini tetap ramah terhadap Hak Asasi Manusia. "Dalam rangka memastikan HAM ke depan, negara harus kuat," katanya. Dan pelibatan TNI dalam penanggulangan terorisme diatur dalam RUU Antiterorisme. Namun sejauh ini masih menjadi perdebatan, dan yang akan menjadi komando dalam penanggulangan terorisme, yaitu tugas dua institusiTNI dan Polisi untuk perlin dungan masyarakat.

Senin, 14 Mei 2018

MELARANG ORMAS TERLARANG


 MELARANG ORMAS TERLARANG
 
 

Narasumber : Romahurmuziy ( Ketua Umum PPP ), Alfa Isnaeni ( Komandan Banser Nasional ), Achmad Budi Prayoga ( Kuasa Hukum Pemerintah ), Ismail Yusanto ( Juru Biacara HTI ), Yusril Ihza Mahendra ( Kuasa Hukum HTI ), Haris Azhar ( Direktur Eksekutif Lokataru ).
Acara Mata Najwa pada Rabu kemarin (9/5/2018), yang membahas mengenai melarang ormas terlarang. Bahwasannya Hizbut Tahrir resmi dilarang di Indonesia, dalihnya bertentangan dengan dasar negara Upaya hukum yang sudah dilakukan, pengadilan tingkat pertama telah memutuskan Sebenarnya ini bukan keputusan yang langka, sejumlah negara sudah lebih dulu melarangnya. Dari Turki hingga Tunisia, dari Malaysia sampai Saudi Arabia Mengapa di mana-mana Hizbut Tahrir dilarang, benarkah larangan bisa selesaikan persoalan? Sejak awal kami menilai keputusan pemerintah itu adalah sebuah kezaliman, ujar Juru Bicara HTI Ismail Yusanto. Sementara itu, Kuasa Hukum pemerintah Achmad Budi Prayoga menegaskan putusan hakim yang sudah dibacakan sudah memberikan hak kepada eks HTI untuk membuktikan dalil-dalilnya.
Achmad Budi Kuasa Hukum Pemerintah dalam kasus HTI menilai HTI merupakan organisasi politik. Ada 200 kegiatan yg kami sampaikan sebagai bukti dan tidak ada bantahan. Melalui Perppu Ormas, Indonesia melakukan penegakan hukum dan kita tetap berikan kesempatan HTI membela diri. Dibalas oleh Ismail Yusanto Juru Bicara HTI, Semua kegiatan HTI telah berlangsung, damai tertib legal. Kenapa sekarang malah menjadi masalah. Jadi HTI ini sebenarnya melanggar apa? Soal pelanggaran UU Ormas itu kan asumsi. Jadi Hizbut Tahrir dipersalahkan karena asumsi dan persepsi. Ismail menyatakan, jika HTI itu gerakan dakwah Islam dalam kesatuan NKRI yang berdasar Pancasila dan UUD 1945. Itu ada dalam AD/ART. Jadi tidak ada bukti HTI mau mengganti Pancasila. Adu argumen berlanjut dari Komandan Baser Nasional Alfa Isnaeni yang menyatakan bahwa, Fakta di lapangan, HTI mengusung khilafah, kalau khilafah ya tak setuju Pancasila. Jangan diprovokasi masyarakat untuk berpolitik utopis.
         Kalangan LSM menolak pemberlakuan Perppu Ormas. Haris Azhar, Direktur Eksekutif Lokataru menilai jaminan kebebasan berekpresi dalam demokrasi menjadi dasar bagi HTI mencari keadilan. Namun di sisi lain, pemerintah yang menyatakan Indonesia itu bhineka tunggal ika bisa terjebak dengan adanya perppu. Haris pun mempertanyakan, apakah ada jaminan perppu tersebut tak disalahgunakan di kemudian hari, karena kepemimpinan di republik ini akan berganti, sementara kekuatan perppu ormas yg telah jadi undang-undang tersebut tetap di genggaman. Romi, Ketum PPP sebagai salah satu parpol pendukung pemerintah mengatakan, Tak perlu ada kekhawatiran penyalahgunaan kewenangan, sepanjang kita berfondasi pada Pancasila dan NKRI. Tentu peraturan yg telah dibuat tak luput dari kekurangan, tapi selalu terbuka untuk terus disempurnakan. HTI mengklaim memiliki banyak anggota terdaftar, namun enggan membuka detil angka berapa jumlahnya. Lalu bagaimana pendekatan kepada masyarakat? Juru Bicara HTI menyatakan pendekatannya melalui dakwah dan ajaran HTI disebar ke semua lini dari sekolah, kampus, hingga perkantoran. Juru Bicara HTI Ismail Yusanto mengklaim, Soal khilafah ini bukan hanya soal Hizbut Tahrir. Jadi jika ada yg setuju khilafah, tidak bisa juga diklaim itu adalah Hizbut Tahrir. Namun argumen ini tak membuat pemerintah memberi ruang. Jika ada benturan kepentingan apalagi menyangkut ideologi dan dasar negara, ini menjadi kekhawatiran sejumlah pihak, seperti yg diungkapkan oleh Ketum PPP Romahurmuziy. Secara lantang Jubir HTI Ismail Yusanto menyatakan, Pada tahun 2002 HTI pernah menyampaikan ke MPR tentang gagasan perubahan UUD. Disampaikan pula bahwa hal itu dilakukan secara terbuka dan konstitusional. HTI mengklaim ingin melakukan perubahan justru karena mencintai negeri ini. Jika ada cara atau sudut pandang yg berbeda apa salahnya? Pertentangan argumen dan cara pandang ini membuat upaya penegakan hukum maupun merangkul semua golongan seolah terpisah jurang. Direktur Eksekutif Lokataru Haris Azhar menyatakan, Ada bandul keterbatasan, namun ada bandul kebebasan. Mungkinkah keduanya dapat mengayun secara berimbang. Namun, Perbedaan ideologi membuat benturan di masyarakat tak terelakkan. Komandan Banser Nasional Alfa Isnaeni menceritakan ada banyak peristiwa pertemuan dan dakwah yang dilakukan HTI memicu kontroversi di sejumlah daerah. Banser mengklaim penindakan/pembubaran yang mereka lakukan selalu dilakukan bersama penegak hukum. Namun Jubir HTI menyatakan ada kelompok-kelompok, termasuk Banser, yang justru mengganggu jalannya dakwah yang seharusnya dilindungi undang-undang dalam demokrasi. Fakta ini dinilai kuasa hukum pemerintah dalam kasus HTI Achmad Budi Prayoga sebagai contoh atau fakta, di mana negara harus hadir dan menegakkan hukum melalui penerapan aturan demi kebaikan semua pihak. 30 tahun lebih berkiprah, HTI telah berevolusi menjadi ormas dengan jumlah anggota yang dinilai cukup besar di Indonesia. Basis massa ini tak dimungkiri menjadi komoditas politik yang potensial untuk meraup suara. Yusril Ihza Mahendra, kuasa hukum HTI sekaligus Ketua Umum PBB mengatakan, pada waktu HTI dicabut status badan hukumnya masih jauh dari Pemilu, mereka berkonsultasi dan memutuskan untuk membela HTI, saya bekerja sebagai advokat profesional saya membela HTI sebagai bentuk pengabdian kepada masyarakat, tanpa bayaran. Meski demikian Yusril tak menampik, terbuka jika ada anggota HTI yg bergabung ke partainya, alhamdulillah, cukup banyak yang bergabung dengan PBB, dan sudah ada yang mau jadi caleg juga. Sementara Ketum PPP Romahurmuziy mengatakan ujung dari setiap kebijakan pemerintah untuk menjaga persatuan dan merangkul semua pihak. Ke mana pun mantan anggota HTI akan berlabuh, siapapun berhak mengulurkan tangan untuk bergandengan.

BARA JELANG 2019



BARA JELANG 2019

 
 
 
 
 
Efek polarisasi di Pilpres lalu memang masih berjaya, mesin politik juga terus memanaskan suasana apapun yang bisa menjadi bahan untuk bertengkar. Rakyat juga terbelah untuk sedemikian rupa dan juga hampir tak ada jeda untuk hal dalam politik kita. Untuk memasuki tahun politik, beragam taktik mulai diterapkan untuk menjaring simpati publik dan menggalang dukungan bagi masing-masing kandidat pemimpin yang diandalkan. Beragam opini juga di ajukan ke masyarakat, bagaimana juga para politisi yang memang memiliki kepentingan untuk memandang gesekan yang terjadi di masyarakat akibat perbedaan pendapat. Bagaimana seharusnya masyarakat bersikap atas riuhnya perang opini antar politisi? Insiden kaos berlogo #2019Gantipresiden VS #Diasibukkerja di acara Car Free Day (CFD) pada tanggal 29 April 2018 yang menarik perhatian publik. Karena peristiwa ini mengusik akal sehat. Seperti  korban intimidasi CFD, adanya hal tersebut, Susi Ferawati menceritakan, awalnya dia ketinggalan barisan dari pembagian kaos berlogo #Diasibukkerja. Ia tak menyangka kejadian tersebut begitu cepat dan kita ketinggalan barisan. Dan pada saat itu belum ada kerumunan dan hanya ada pergerakan dari Sudirman ke Bundaran HI. Ada ibu-ibu yang mulai datang. Dan mereka colek saya, mereka bilang, ‘kaosnya dikasih,” kata Fera. Fera melanjutkan, makian makin keras karena orang-orang makin berkumpul. “Dasar babu, kerja mlulu,” katanya. Makian tersebut ditujukan kepada Fera yang menggunakan kaos berlogo #Diasibukkerja. Saya digiring dari kalangan mereka juga. Terus ke jalan Thamrin. Di situ saya dijemput suami teman saya. Korban intimidasi CFD lainnya, Siti Tarumaselej juga bercerita sempat diolok-olok kelompok yang beda kubu aspirasi politik. Saya juga diolok-olok, dikepret-kepret uang di muka saya dan sampai akhirnya saya bisa lolos dari situasi tegang tersebut. Akan tetapi dari hal tersebut, Wakil Ketua DPR, Fahri Hamzah angkat bicara soal insiden CFD. Menurutnya, masyarakat demokrasi adalah yang aktif dan dinamis dengan perbedaannya. Sehingga apa yang terjadi di CFD merupakan sesuatu yang apa adanya. Jangan sampai kalau ada masalah dia meledak ungkapnya. Dia melanjutkan insiden CFD sudah keliru. Sebab tak bisa membiarkan dua kelompok yang berbeda aspirasi politik dalam satu lokasi. Kalau salah pakai baju sepak bola saja bisa babak belur. Guru Besar UII, Mahfud MD, Mahfud MD menilai tindakan tersebut tidak bermoral dan perlu ada penegakan hukum.
Belakangan ini juga ramainya perang tagar bermuatan pesan dukungan di Pilpres 2019. Perang tagar ini memanas tidak hanya di jagad maya, tapi juga tercermin dalam realita lewat distribusi atribut yang berupa kaos dengan tagar masing-masing. Wakil Ketua DPR, Fahri Hamzah mengatakan, saat ini keberadaan perang tagar di media sosial tidak bisa dihindari. Kalau pun ada pernyataan provokatif bisa saja dikeluarkan. Dari hal itu juga apa boleh buat harus melemparkan dengan twit-twit itu. Kalau tersinggung juga gak apa-apa, akan tetapi juga pasti kena. Guru Besar UII, Mahfud MD menilai tagar di media sosial sangat cepat bersahutan. Dari satu pesan ke pesan yang lain. Termasuk pesan-pesan provokatif. Yang dipanas-panasi disahuti oleh yang lain. Dari hal ini yang bisa membahayakan. Jika pesan tersebut sudah menuai persoalan apapun alasannya aparat penegak hukum harus tegas.        Budayawan Prie GS memberikan refleksi atas insiden CFD. Berikut kutipannya: Saudaraku Demokrasi Bukan hanya berisi aku dan kamu Ia juga berisi ia, kalian, kami dan mereka. Kesemuanya itulah yang disebut kita. Menjadi kita sungguh tak sederhana. Karena indah dan tak indah, baik dan buruk bahkan salah dan benar, tak lagi hanya tergantung dari sudut pandangku dan sudut pandangmu Melainkan juga sudut pandangnya, sudut pandang kalian, sudut pandang kami dan sudut pandang mereka. Maka di dalam ruangku dan ruangku juga ditempati oleh semua pihak yang akhirnya di sebut kita itu. Itulah realitas yang dibaca dengan sangat baik oleh Empu Prapanca yang melahirkan Bhineka Tunggal Ika. Itulah yang disadari oleh Soekarno dalam yang melahirkan Pancasila. Maka saudaraku, Demokrasi tak mungkin berisi hanya aku dan kamu tanpa dia, kalian, kami dan mereka. Maka jika aku sedang tak sependapat denganmu Bukan berarti aku bukan bagian dari dirimu. Begitu juga kalau kamu sedang tak sepaham dengan ku bukan berarti kau bukan bagian dari diriku. Jika pilihanmu bukan pilihanku Tak cukup alasan bagiku untuk membenci pilihanmu Karena ia pasti juga pilihan dia, pilihan kalian, pilihan kami dan pilihan mereka, Yang akhirnya aku dan kamu Mau tak mau, suka atau terpaksa Harus menjadi kita. Demokrasi tanpa kita Sungguh harus dicegah karena ia mengancam keberlangsungan bersama. Politikus PDI Perjuangan, Maruarar Sirait mengingatkan jelang 2019 akan terjadi banyak perbedaan pilihan politik. Ia mengakui perbedaan ini akan bisa sangat keras. Keras tidaknya juga itu dipengaruhi elit. Akan tetapi dari hal tersebut jangan korbankan rakyat. Mereka harus dilindungi. Dan sementara itu, Direktur Eksekutif Charta Politica, Yunarto Wijaya mengatakan sah-sah saja elit politik berperang untuk menang. Caranya masing-masing kubu saling membuka fakta tentang lawan politiknya. Lakukan hal itu untuk para elite, dengan sistem buka fakta itu nggak perlu gelisah. Namun, Yunarto mengingatkan agar elit politik berhenti untuk melakukan stigmatisasi terhadap isu-isu. Hal ini yang bisa menyesatkan masyarakat. Seirama dengan Yunarto, Guru Besar UII Mahfud MD, elit politik harus betarung secara profesional. Mereka bisa saling membuka data dan fakta tentang lawan politiknya, sehingga masyarakat bisa menilainya sendiri.